Wednesday, September 28, 2011

KONSEP ASEPSIS dan INFEKSI

A. INFEKSI
Infeksi adalah berkembangnya penyakit pada hospes disertai timbulnya respon imunologik dengan gejala klinik atau tanpa gejala klinik

Cara penularan infeksi :
  1. Kontak : langsung, tidak langsung, droplet
  2. udara : debu, kulit lepas
  3. alat : darah, makanan, cairan intravena
  4. vektor /serangga : nyamuk, lalat
Prinsip pencegahan infeksi :
suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko penularan infeksi mikro organisme dari lingkungan klien dan tenaga kesehatan (Nakes)

Tujuan :
1. mengurangi terjadinya infeksi
2. memberikan perlindungan terhadap klien

Komponen proses terjadinya penyakit :
1. Reservoir
2. Penyebab penyakit
3. Jalan masuk
4. Cara keluarnya penyebab penyakit dari host

Tindakan pencegahan penyakit :
  • cuci tangan
  • memakai sarung tangan (handscone)
  • memakai perlengkapan pelindung
  • menggunakan tehnik aseptik
  • memproses alat bekas pakai
  • menangani peralatan tajam dengan aman
  • menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan serta pembuangan sampah secara benar.
Cuci tangan merupakan hal yang sangat penting. Ada 2 kategori organisme yang ada di dalam mikroorganisme :
  1. Organisme residen (Flora normal)
  2. Organisme transien, karena kontak ex: Escherichia coli (mudah dihilangkan dengan cuci tangan efektif
Mengapa kita perlu mencuci tangan :
  • Penanganan pasien dengan kontak tangan
  • Kontaminasi flora normal pasien kontak perubahan flora normal patogen
Apa yang harus digunakan untuk mencuci tangan :
1. Dekontaminasi tangan rutin dengan sabun dan air mengalir
2. Desinfeksi kulit (hibiscrub, handy clean)

Kapan kita mencuci tangan yang sbaiknya adalah:
- sebelum dan sesudah melakukan tindakan 
- setelah kontak dengan cairan tubuh
- setelah memegang alat yang terkontaminasi (jarum, cucian)
- sebelum dan sesudah kontak dengan pasien di ruang isolasi
- setelah menggunakan kamar mandi
- sebelum melayani makan dan minum
- pada saat akan tugas dan akhir tugas

Dan sesudah melakukan cuci tangan dengan baik, kita juga harus melindungi diri saat mengkaji kesehatan klien. Lalu apa sajakah pelindung diri itu  :
  1. pemakaian sarung tangan
  2. pemakaian masker
  3. pemakaian gaun
  4. pemakaian kacamata pelindung
  5. pemakaian sepatu tertutup
  6. Kap
  7. duk steril
B. ASEPSIS DAN TEHNIK ASEPTIK
Upaya yang digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam area tubuh manapun yang sering menyebabkan infeksi.
Tujuan dari tehnik ini untuk membasmi jumlah mikroorganisme pada permukaan hidung (kulit dan jaringan) obyek mati (alat-alat bedah dan barang-barang lainnya)

1. Anti sepsis adalah proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir/ jaringan tubuh langsung dengan menggunakan bahan antimikrobial antiseptik.

Kriteria pemilihan antiseptik :
  1. Aksi yang luas (menghambat mikroorganisme secara luas (gram positif, negatif, Tb, Fungi, Endospora)
  2. Efektivitas
  3. Kecepatan aktivitas awal
  4. Efek residu : aksi yang lama setelah pemakaian untuk merendam pertumbuhan kuman
  5. Tidak mengakibatkan alergi
  6. Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang.
Contoh antiseptik : 
  • alkohol (60%-90%),
  • setrimd / klorheksidin glukonat (2%-4%) ex: hibiscrub, hibitane 
  • klorheksidin glukonat 2% ect..
Mikroorganisme adalah agen penyebab infeksi termasuk bakteri, virus, fungi, parasit
pencegahan infeksi bakteri dibagi 3 yaitu :
1. Vegetatif
2. Mikobakteria ex: tuberkolosis
3. Endospora (sulit dibunuh disebabkan lapisan pelindungnya)

2. Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme pada benda mati/ instrumen dengan cara uap air panas, tekanan tinggi (otoklaf), panas kering (oven), sterilan kimia atau radiasi.

3. Densifektan tingkat tinggi (DTT)
    tindakan untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri pada benda mati dengan      cara merebus dan mengukus penggunaan densifektan kimiawi.
Desinfektan : bahan kimia yang membunuh/ menginaktivasi mikroorganisme
    ex: - klorin pemutih 0,5 % untuk dikontaminasi permukaan yang lebar
         - klorin 0,1% untuk DTT kimia
         - Glutaraldehida 2% bisa digunakan DTT kimia/ sterilisasi kimia
         - Fenol / klorin

4. Dekontaminasi 
    membuat obyek mati lebih aman ditangani saat sebelum dibersihkan (menginaktifasi) serta menurunkan HBV.

5. Dekomentanasi
    direndam dalam bahan klorin selama 10 menit 0,5%


No comments:

Post a Comment